Perubahan adalah sunatullah atau keharusan dalam hidup. Perubahan sangat penting dalam hidup setiap orang. Buktinya, tidak ada satu orang pun yang tidak pernah berubah dalam hidupnya.
Justru, perubahan adalah tanda kehidupan. Berbahaya sekali, bila seseorang tidak pernah berubah: kehidupannya stagnan dan monoton.
Air yang diam dalam sebuah genangan lama-lama akan mengandung kotoran, akhirnya mengandung penyakit. Air di sungai yang tidak mengalir lama-lama akan mengeluarkan bau busuk yang juga menimbulkan bahaya bagi lingkungan.
Itulah pentingnya perubahan.
Bagaimana dengan diri kita?
Perubahan seumpama tubuh yang mesti bergerak aktif. Kalau kita hanya berdiam diri tanpa melakukan gerakan, tentunya sangat membahayakan diri. Kita rentan terkena penyakit obesitas, diabetes, dan darah tinggi.
Perubahan juga adalah ketentuan Allah yang dianugerahkan kepada manusia. Sejak kita dikandung di alam rahim selama 9 bulan atau lebih, lalu dilahirkan, kemudian dibesarkan, dan tumbuh hingga dewasa.
Karena itu, di dalam hidup keseharian, kita juga mesti menganut prinsip perubahan karena dengan melakukan perubahan maka kehidupan masa depan akan cerah benderah.
Masalahnya, apakah kita akan menyikapi perubahan itu dengan positif atau negatif?
Lalu, apakah hasil perubahan itu akan menjadi lebih baik atau sebaliknya: menjadi lebih buruk?
Perubahan yang kita idamkan tentu adalah perubahan menuju hal yang lebih baik dan perubahan yang mampu disikapi secara positif.
Namun, sebagian di antara kita, seringkali merasa takut dengan perubahan. Padahal perubahan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Ketakutan terhadap perubahan hanya akan membuat produktivitas menurun. Akibatnya, alih-alih menjadi lebih baik, kita malah mendatangkan keburukan bagi orang lain.
Jika selama ini kita selalu diwanti-wanti untuk selalu move on dari masa lalu yang buruk, maka sesungguhnya Allah pun telah menyerukan hal yang sama jauh sebelum orang-orang mengatakan demikian.
Hijrah, bergeraklah!
Hijrah adalah move on, berpindah dan menjauh dari keburukan di masa lalu.
Itulah contoh sederhana bagaimana seharusnya kita menyikapi perubahan. Perubahan harus menempa kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Maka, semakin banyak perubahan yang terjadi, diri kita pun akan semakin baik dan hidup pun menjadi berkualitas.
Oleh karena itu, perubahan harus terus terjadi dan dicari.
Untuk apa?
Tentu untuk peningkatan diri, untuk memperbaiki diri, untuk menjadikan diri kita lebih baik daripada hari kemarin.
Coba kita lihat jalanan yang sering kita lalui setiap hari; coba siapa yang tidak mengenal produk-produk kendaraan dari Jepang, seperti merk-merk ternama Toyota, Honda, Kawasaki, atau Suzuki.
Mengapa produk-produk itu bisa menguasai pasar negeri kita?
Apakah itu berlangsung seketika?
Tidak.
Bangsa Jepang termasuk bangsa yang sempat tertinggal dalam kemajuan ilmu dan teknologi. Namun, kemudian mereka mau berubah dengan berguru kepada bangsa lain yang sudah maju, misalnya kepada bangsa Jerman.
Restorasi di masa Meiji terjadi pada tahun 1867-1869. Inilah yang dicatat sebagai titik tolak kemajuan bangsa Jepang.
Siapakah Meiji?
Dia bernama asli Mutsuhito yang lahir di Kyoto, 3 November 1852 dan meninggal pada 30 Juli 1912, sebagai Kaisar Jepang ke-122.
Sebelumnya, Jepang merupakan negara tertutup dari negara luar dan dijalankan secara feodalistik. Barulah setelah Meiji berkuasa, ada sebuah perubahan besar yang terjadi. Kebijakan restorasi (pembaruan) oleh Meiji kemudian mengubah wajah Jepang menjadi negara maju hingga saat ini.
Perubahan dalam sistem politik, ekonomi, dan pendidikan telah membuat Jepang di abad ke-19 menjadi negara Asia yang maju, menyaingi negara maju dari Barat. Inilah buah perubahan di negeri Sakura.
Diakui atau tidak, kenyataan sejarah membuktikan Restorasi Meiji membawa Jepang kepada suatu perubahan yang lebih baik.
Karena itu, ketika kita hendak berhijrah atau berubah menjadi lebih baik; ciptakanlah lingkungan yang mendukung perubahan itu. Ingat, bahwa lingkungan berperan penting dalam mengubah hidup seseorang. Karena, sudah tabiat manusia saling mempengaruhi satu sama lain dalam kehidupannya.
Untuk menjadi pribadi yang lebih baik, kita harus memiliki prinsip hidup yang kuat. Selain itu, kita pun harus mendapat motivasi yang baik yang mampu membuat perilaku kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Lantas, kapan kita berubah menjadi lebih baik?
Sekarang.
Jangan pernah ditunda-tunda.
Jangan pernah sia-siakan kesempatan hidup yang diberikan Allah karena tidak tahu kapan kesempatan itu hilang diambil Sang Pencipta, sebelum kita sempat melakukan perubahan diri.