Karena makna surah Al-Kahfi begitu luhung dan berdampak dahsyat bagi pembacanya yang mengamalkan kandungannya, bila kita memiliki waktu luang di malam Jumat, coba saja membaca Surah Al-Kahfi.
Selain harus membaca dengan tartil, kita juga harus mempelajari isi kandungan Surah Al-Kahfi ini dengan baik dan benar. Apabila sudah begitu, qadarullah kita akan mendapatkan semangat yang luar biasa dalam mencari kehidupan dunia yang berkah dan utamanya akan dijauhkan dari fitnah Dajjal dan utang.
Rasulullah Saw., bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat terakhir Surah Al-Kahfi, maka hal tersebut akan menjaganya dari Fitnah Dajjal.” (HR Muslim).
Cukup hanya dengan membaca dan memahami ayat 1-10 dari Surah Al-Kahfi, kita akan terbebas dari fitnah utang dan mendapatkan keberkahan hidup di dunia maupun di akhirat. Perlu diingat, bahwa agar kita tidak terjebak pada perilaku khrafat, sejatinya menanam keyakinan, bahwa Allah semata yang dapat mengubah sesuatu hal atas kehendak-Nya.
Meskipun surah Al-Kahfi ialah firman Allah, dengan meyakini bahwa surah ini bila dibaca tanpa usaha dan doa akan mengabulkan apa yang kita inginkan (melunasi utang), kami pikir tidak berdasarkan niat yang suci.
Karena itu, mari kita baca doa berikut sebelum membaca Al-Quran untuk memohon khasiat kebaikan dari pembacaan kita terhadap surah Al-Kahfi.
“Allahummaghfirlii bil qur'aani. Allahummarhamnii bil qur'aani. Allahummahdinii bil qur'aani. Allahummarzuqnii bil qur'aani.”
Artinya: “Ya Allah ampunilah aku dengan Al-Qur'an. Ya Allah kasihilah aku dengan Al-Qur'an. Ya Allah berilah petunjuk kepadaku dengan Al-Qur'an. Ya Allah berilah rezeki kepadaku dengan Al-Qur'an.” (HR. Ibn Abi Syaibah).
Kemudian, agar utang kita lunas di dunia dan akhirat, bacalah doa berikut:
“Allahumma anta al-awwalu falaisa qablaka syai’un wa anta al-akhiru falaisa ba’daka syai’un wa anta al-zahiru falaisa fauqaka syai’un wa anta al-bathinu falaisa duunaka syai’un. Iqdhi ‘anna al-daina wa aghninaa min al-faqri.”
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah yang pertama, tidak ada sesuatu pun sebelum-Mu; Engkau yang paling akhir, tidak ada sesuatu pun setelah-Mu; Engkaulah yang lahir, tidak ada sesuatu pun yang mengungguli-Mu; dan Engkau yang batin, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Mu, maka lunasilah utang kami dan cukupkanlah kami dari kefakiran (kemiskinan).” (HR. Muslim, Ibn Majah, Ahmad, Ibn Abi Syaibah, Al-Hakim dan Ibn Hibban).