Sebuah tesis di Arab Saudi membuktikan bahwa hampir semua anak yang mendapatkan peringkat tertinggi di kelasnya adalah anak yang ikut halaqah Al-Quran. Sungguh beruntunglah jika kita telah mencintai Al-Quran sejak masih kecil.
Kawan, jangan bersedih ketika baru memulai mempelajari Al-Quran dan mencintainya. Sebab tidak ada kata terlambat bagi sesiapa yang hendak mengenal dan akrab dengan Al-Quran.
Bagi para ilmuwan dahulu, khazanah intekletualisme itu berasal dari keagungan spiritual. Sebelum menyelami luasnya samudera ilmu, mereka lebih dahulu menekuni dan menghafalkan Al-Quran.
Hasilnya, ilmu yang dihasilkan memiliki manfaat yang luar bias hingga saat ini. Tidakkah kita percaya? Berikut adalah beberapa buktinya.
1. Al-Khawarizmi
Ilmuwan asal Persia yang satu ini merupakan seorang ahli matematika, pemecah teori logaritma, yang tidak pernah jauh dari muraja’ah Al-Quran. Selain Matematika, ia juga menguasai ilmu astronomi, astrologi, dan geografi.
2. Ibnu Sina
Orang-orang memanggilnya bapak kedokteran dunia, ahli fiqih, tafsir, dan bahasa Arab. Beliau juga seorang penghafal Al-Quran, yang dilakukannya sebelum mempelajari ilmu lainnya. Buku dan karya tulisnya menjadi rujukan bagi berbagai ilmu kedokteran dunia.
3. Abu Rayhan Muhammad Ibnu Ahmad al-Biruni
Kita lebih akrab mengenalnya dengan nama al-Biruni. Beliaulah seorang pembelajar Al-Quran yang menguasai beragam ilmu, seperti fisika, kimia, matematika, farmasi, kedokteran, psikologi, antropologi, astrologi, sejarah, geografi, geodesi, dan filsafat. Bahasa Arab, Turki, Persia, Sansekerta, Yahudi, dan Suriah dikuasainya dengan baik.
Jadi, kuncinya adalah Al-Quran! Al-Quran tidak hanya meningkatkan kecerdasan intelektual, tetapi juga hati, akal dan pikiran akan diterangi dengan cahayanya.